KEJADIAN SORE ITU
Tepat pukul 12.00 wib seluruh murid SMAN 8 berhamburan keluar kelas, setelah mendengar bel berbunyi petanda jam istirahat. Ada murid yang langsung ke kantin untuk makan siang, ke perpustakaan, dan ada yang tetap di kelas. Tampak tiga orang murid yang sedang berbicara satu sama lain.
“kak, nama-nama anak basket putri yang mau pergi tanding udah kami catat…”kata Tian.
“ya udah..kalian cari pak erwan..”jawab kak Itin singkat.
“kami cari dulu ya…nanti kalau ada apa-apa kami ketempat kakak ya…”kata Ira.
Kak Itin mengangguk tanda setuju. Tian dan Ira pergi mencari-cari Pak Erwan untuk mendapatkan surat izin agar bisa pulang lebih awal dari biasanya karena tepat pukul 15.30 wib pertandingan basket putri antar SMA yang diadakan oleh PCR telah dimulai, sedangkan seperti biasanya mereka pulang setelah jam menunjukkan pukul tepat 15.00 wib. Jarak antara SMAN 8 dengan PCR cukup jauh. Mungkin sekitar 20 menit. Belum lagi bersiap-siapnya dan lain sebagainya. Jadi mereka berencana untuk pulang pada pukul 14.00 wib. Setelah mencari Pak Erwan kesana-kemari akhirnya Tian dan Ira menemukan Pak Erwan, kami bisa mendapatkan izin apabila mendapatkan tandatangan dari guru pembimbing. Dengan usaha yang semaksimal mungkin akhirnya mereka mendapatkan izin.
Pada pukul 14.00 wib semua tim basket lapan berkumpul ditempat yang sudah ditentukan. Lalu langsung melaju menuju PCR dengan mobil kijang milik Ira. Sampai disana tim basket lapan siap untuk bertanding dengan tim basket kalkud. Pertandingan dengan babak yaitu ada dua babak dengan waktu 15 x 15 menit. Saat pertandingan akan mulai semua barang-barang berharga disimpan didalam tas Tika. Namun ada juga dibeberapa didalam tas Kak Sri. Pertandingan pun dimulai. Anggota tim basket pada saat itu yang dapat hadir hanyalah sembilan orang. Didalam lapangan terdapat lima orang sedangkan yang empat orang lagi menyaksikan berlangsungnya pertandingan tersebut. Namun juga ada terlihat tiga orang kakak kelas mereka. Ada Kak Rani, Kak Hermon, dan Kak Rendy. Didekat kakak kelas duduklah mereka meletakkan tiga buah tas. Merasa tidak ada masalah, mereka menyaksikan pertandingan dengan seksama. Pada babak pertama tampak tim basket lapan memimpin dengan skor 10-6. pada akhir babak Tika kebingungan.
“ada yang liat tas aku?”Tanya Tika
“tas…???tadi ada didekat tas aku!!”jawab Tian.
Tika hanya diam dan terus mencari tasnya.
“ada tik..???tanya Lia.
“nggak…!”jawab Tika.
“eh, kemana pula perginya?tadi ditengah tas Tian sama tas Kak Sri ”kata Ina.
Semua yang ada didekat pinggir lapangan sudah tidak konsentrasi lagi pada pertandingan, malah terfokus pada masalah tas Tika yang tiba-tiba menghilang.
“tadi ada kakak-kakak kelas kita disini…makanya nyantai-nyantai…nggak mungkin mereka…”kata Ina.
“duh….matilah aku…ktp, kartu pelajar, sama surat-surat penting lainnya ada ditas aku…!”ucap Tika.
“tunggu dulu biar aku telpon kak rendy sama kak hermon!”kata Ina.
Ina mencoba menelpon kak rendy dan kak hermon, tapi nihil. Mereka bilang mereka melihat tas tersebut, sebelum mereka pergi tas itu masih ada tiga buah.
“woi, hp ira, hp kak ifa kan ada di tas aku????aduh…kalau hilang..hilanglah semuanya…hp aku juga…buku-buku aku?buku kimia, matem, sama sosio…gimana jadinya?belum lagi buku-buku tu aku bayar, eh malah udah hilang..!!aku kan remed gimana belajar pakai apa aku besok belajar?oh ya…baju bidong,…gimana baju bidong aku?pakai apa lagi aku???ah….”ucap Tika.
“coba aku telpon hp2 kalian yah..”kata Tian.
Tian mencoba menghubungi nomor Ira, awalnya aktif. Namun setelah yang keempat kali hpnya tidak aktif lagi. Lalu ia mencoba menghubungi hp Tika. Untuk yang ke lima kalinya hp Tika tidak aktif lagi.
“yaudahlah…diambil oranglah tuh…”ucap Tika pasrah.
Tampak raut wajah sedih dari mereka semua. Dan yang membuat mereka tambah sedih mereka kalah dari tim kalkud dengan skor 18-15, tim basket lapan kalah karena waktunya dipotong selama empat menit, kebetulan pada saat itu hari sudah mulai gelap. Namun mereka tidak mau putus asa. Mereka berusaha mencari-cari tas Tika di sekeliling lapangan atau bisa dibilang taman yang cukup luas. Namun apa boleh dikata hari sudah gelap mereka memutuskan untuk kembali pulang. Tampak dari mata Kak Ifa meneteskan air mata. Ia sedih karena kehilangan hpnya. Sedangkan yang lain tampak dari raut wajah mereka yang sedih karena tertimpa musibah dan kalah. Dengan kejadian tersebut mereka berusaha untuk lebih berhati-hati lagi, agar tidak terjadi lagi untuk yang kedua kalinya.
Kamis, 28 Agustus 2008
.cerpen.
Diposting oleh resti_11 di 08.06
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar